يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allâh Azza wa Jalla dengan sebenar-benarnya takwa; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan Islam [Ali Imrân/3:102]
Marilah kita bertakwa kepada-Nya; Kita gantungkan harapan kita kepada-Nya; hendaklah kita benar-benar merasa takut kepada-Nya. Orang yang takut kepada Allâh Azza wa Jalla bukanlah orang yang memeras air matanya, namun sejatinya orang yang takut kepada-Nya adalah orang yang meninggalkan syahwat dan perbuatan yang diharamkan Allâh Azza wa Jalla, padahal dia mampu melakukannya. Allâh Azza wa Jalla berfirman :
وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ
Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Rabbnya ada dua syurga. [ar-Rahman/55:46]
Wahai hamba-hamba Allah!
Dalam sebuah hadits yang mengisahkan tentang baiat Aqabah, saat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaiat orang-orang Anshar agar membantu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, terdapat kisah yang bisa dijadikan pelajaran. Ka'ab bin Mâlik Radhiyallahu anhu meriwayatkan, "Orang yang pertama kali berbaiat kepada Rasûlullâh adalah Bara' bin Ma'rûr Radhiyallahu anhu , kemudian diikuti oleh orang-orang Anshor lainnya. Ketika kami berbaiat kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam kami mendengar teriakan syaitan di bukit Aqabah dengan suara yang sangat keras sekali. Syaitan berkata, 'Wahai para penghuni tenda! Apakah tindakan yang akan kalian lakukan terhadap orang tercela (maksudnya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ) dan orang-orang murtad yang bersamanya, mereka telah sepakat untuk memerangi kalian!" [HR. Ahmad dan lainnya]
Inilah teriakan pertama yang disuarakan oleh syaitan dari kalangan jin untuk menakuti-nakuti manusia dari Islam. Dia menggambarkan bahwa kelahiran Islam ini adalah untuk memerangi umat manusia. Tindakan provokatif syaitan yang dilakukan berabad-abad tahun yang silam ini rupanya masih diwarisi oleh orang-orang yang tidak tahu tentang Islam atau memang pura-pura tidak tahu.
Para politikus dan awak media yang anti Islam tak pernah berhenti menyuarakan dan memberikan gambaran bahwa Islam adalah ajaran permusuhan, sementara Barat adalah budaya yang penuh toleran.
Seandainya mereka mau melihat dengan adil dan obyektif, pasti mereka akan melihat nilai-nilai yang paling sempurna dan contoh-contoh terbaik dalam penegakan keadilan dan perwujudan toleransi ada di dalam pokok-pokok ajaran Islam.
Sesungguhnya kebohongan ini, yaitu ketakutan terhadap Islam ini, memiliki dampak negatif bagi kaum Muslim dan non Muslim. Kebohongan ini merusak hubungan kepercayaan dan tolong-menolong, menghancurkan hubungan antar negara, menyuburkan benih-benih permusuhan dan terorisme, mengancam hak-hak persamaan dan berbagai dampak buruk lainnya, yang pada akhirnya dapat mengaburkan kebenaran yang datang dari Allâh Azza wa Jalla.
Bahkan pengaruh buruk dari upaya menakuti-nakuti masyarakat dari Islam sampai bisa membangkitkan kebencian-kebencian berbau agama dan mendorong sebagian orang untuk berani mengotori dan melecehkan hal-hal yang disucikan dalam Islam, seperti kehormatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan al-Qur'an. Bahkan sampai terdorong untuk membuat peraturan-peraturan untuk menentang jilbab, serta memanfaatkan media informasi untuk menjelekkan kaum Muslimin sebagai pelaku teror. Sampai sekarang masih terjadi, penisbatan seseorang atau suatu bangsa kepada Islam menjadi penyebab kegagalan urusannya, tersia-siakan hak-haknya, dan tertolak keinginanya.
Ketika kami menetapkan hal-hal di atas tidaklah kami memutuskan untuk mengerahkan pasukan atau menambah luka semakin menganga. Akan tetapi ini kami lakukan tidak lain adalah agar masyarakat dunia mengetahui ketidak sadaran mereka tentang hakikat sejarah dan peristiwa yang terjadi. Sungguh kebanyakan mereka mengambil sikap yang salah, sikap yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kehidupan yang mereka banggakan.
Kenapa takut kepada Islam?
Orang-orang Muslim tidak dituntut tanggung jawab tentang terjadinya perang dunia pertama yang menewaskan tujuh belas juta orang, dan perang dunia kedua yang menewaskan lima-puluh juta orang selain orang-orang yang terluka.
Orang-orang Muslim tidak pernah menjajah dunia, tidak pernah memperbudak bangsa-bangsa di dunia untuk menghisap kekayaan mereka demi kesenangan penjajah.
Dalam sejarah yang sangat panjang, Islam tidak pernah membuat lembaga pengadilan untuk memeriksa lalu memaksa orang memeluk agama Islam. Sebaliknya, sejak lima belas abad yang lalu sejak Islam berkuasa, senantiasa ada di dalam wilayahnya orang-orang non Muslim, senantiasa ada tempat-tempat peribadahan mereka, yang tidak pernah diganggu oleh seorangpun. Orang-orang yang minoritas itu masih hidup bersama dengan orang-orang Muslim di negara Islam sampai detik ini.
Lihatlah sikap-sikap dunia saat ini, mereka lebih mementingkan kemaslahatan yang sempit dari pada pondasi-pondasi dan nilai-nilai kehidupan yang sangat prinsip. Bagaimana mereka melegalkan tindakan berutal mereka untuk menghabisi rakyat sendiri dengan alasan karena agama mereka Islam, atau karena takut kaum Muslimin memperoleh hak-hak kemanusiaan. Sungguh sikap itu adalah sikap yang memalukan, menghabisi rakyat karena mereka adalah umat Islam atau karena mereka ahlus sunnah ! Sementara dunia tidak melaksanakan kewajibannya yang berkaitan dengan negara-negara lain dan berkaitan dengan akhlaq (norma).
Apakah ini nilai-nilai kehidupan ? Apakah ini prinsip-prinsip kehidupan ?
Semoga Allah memberikan petunjukNya kepada kita semua.
Kenapa takut kepada Islam ?
Padahal Islam telah menghapuskan sistem kasta dan rasialisme di masyarakat. Sementara negara Barat paling besar dan paling kuat di zaman ini, usia penghapusan sistem kasta dan rasialisme belum mencapai lima puluh tahun. Allâh Azza wa Jalla berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allâh Azza wa Jalla ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. [Al-Hujurat/49: 13]
Kenapa takut kepada Islam?
Padahal hak-hak manusia pertama kali diperhatikan ketika manusia berada di bawah bendara Islam. Islam adalah aturan yang paling kuat dengan jelas dan tegas membasmi kezhaliman dan sikap melampaui batas.
Kenapa takut kepada Islam?
Padahal Islam menjaga hak hewan; tidak membebani di atas kemampuannya, tidak membiarkannya kelaparan, tidak memisahkan kambing dengan anaknya, dan tidak membolehkan mengambil anak burung dari sarangnya.
Kenapa Islam digambarkan sebagai agama yang membawa benih-benih kekerasan dan kefanatikan. Sementara Islam mengajarkan toleransi dan akhlak yang terpuji. Bahkan di dalam al-Quran terdapat penyebutan rahmat, kasih-sayang, pemaafan, pengampunan, dan kesabaran lebih dari tujuh ratus kali, selain hadit-hadits Nabi yang menyebutkan hal-hal tersebut.
Wahai hamba-hamba Allâh Azza wa Jalla !
Sesungguhnya perbuatan menakuti-nakuti orang dari agama Islam adalah perbuatan orang-orang yang sengaja ingin menghalangi manusia dari agama Islam, mempermainkan hakikat, nilai, syiar, dan syariat Islam; dengan tujuan politik dan kefanatikan dan hawa nafsu yang menjerumuskan.
Seandainya manusia dibiarkan tanpa diprovokasi untuk takut kepada Islam pastilah fitrah, hati, dan akal mereka tidak akan takut kepada Islam.
Sesungguhnya Islam bukanlah agama bangsa Arab saja, dan kebaikannya tidaklah khusus dan tidak terbatas hanya bagi orang-orang Muslim. Akan tetapi Islam adalah agama rahmat bagi seluruh manusia. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. [l-Anbiya/21: 107]
Orang-orang Muslim wajib berpegang-teguh dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai agama Islam. Mereka harus menjelaskan kepada manusia hakikat agama Islam dengan penampilan dan perbuatan mereka dengan ikhlas, tidak hanya dengan slogan dan dakwaan semata. Tidak perlu ada yang dikawatirkan terhadap keselamatan agama Islam; karena Allâh Azza wa Jalla yang menjaga agama-Nya. Tetapi yang dikhawatirkan adalah orang yang menyia-nyiakan, meremehkan, menghalangi, dan berpaling dari agama Islam.
(Diringkas dari khutbah jum’ah dengan judul Limadza khauf minal Islam? Oleh syaikh Shalih bin Muhammad Aalu Thalib, imam dan khathib Masjidil Haram)
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03-04/Tahun XVI/1433H/2012.]
0 comments:
Post a Comment