Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَمَنۡ أَحۡسَنُ قَوۡلٗا مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَٰلِحٗا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ ٣٣
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?” (Fushshilat: 33)
Dakwah adalah pekerjaan berat yang harus ditempuh dengan penuh keikhlasan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلۡقَيِّمَةِ ٥
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan itulah agama yang lurus. (al-Bayyinah: 5)
Dakwah adalah tugas suci yang dibangun di atas bashirah (hujah yang nyata/ilmu). Allah subhanahu wa ta’alaberfirman,
قُلۡ هَٰذِهِۦ سَبِيلِيٓ أَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِيۖ وَسُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ١٠٨
Katakanlah, “Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujah yang nyata.” (Yusuf: 108)
Dakwah juga harus dilakukan di atas hikmah, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala.
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ
“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (an-Nahl: 125)
Apabila dakwah dilakukan semata-mata mencari wajah Allah subhanahu wa ta’ala, di atas ilmu, dan sesuai dengan metode Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, insya Allah dakwah akan membuahkan hasil, sebagaimana halnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau menuai hasil yang membahagiakan dan menyejukkan pandangan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
إِذَا جَآءَ نَصۡرُ ٱللَّهِ وَٱلۡفَتۡحُ ١ وَرَأَيۡتَ ٱلنَّاسَ يَدۡخُلُونَ فِي دِينِ ٱللَّهِ أَفۡوَاجٗا ٢ فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَٱسۡتَغۡفِرۡهُۚ إِنَّهُۥ كَانَ تَوَّابَۢا ٣
“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat.” (an-Nashr:1—3)
Sayang, sebagian orang menyangka bahwa dakwah hanyalah memerintah, melarang, mengajak, atau mencegah, tanpa memedulikan sisi hikmah dalam hal metodologi penyampaian, memahami kondisi kejiwaan mad’u, atau sisi lain yang selalu diperhatikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kondisi semacam ini seringkali menyebabkan manusia lari dari agama dan dakwah, benci terhadap sunnah, atau antipati terhadap para penyerunya. Di sisi lain, hal seperti ini yang dicaricari oleh musuh Islam. Mereka selalu mengintai untuk mencari celah guna memojokkan dakwah salafiyah, dakwah Ahlus Sunnah wal Jamaah.
0 comments:
Post a Comment