Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitakan bahwa kezhaliman merupakan kegelapan pada hari kiamat. Oleh karena itu, sepantasnya sebagai hamba yang taat dan takut terhadap Rabbnya untuk selalu berusaha menjauhi kezhaliman.
MAKNA ZHULM (KEZHALIMAN)
Kezhaliman yang dalam bahasa Arab zhulm (ظُلْمٌ) atau mazhlimah (مَظْلِمَةٌ), memiliki beberapa makna yaitu
Menyimpang dan melewati batas;
Meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya;
Merampas atau mengurangi hak orang lain.[1]
MACAM-MACAM KEZHALIMAN
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa kezhaliman ada tiga macam. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الظُلْمُ ثَلَاثَةٌ : فَظُلْمٌ لَا يَغْفِرُهُ اللَّهُ , وَظُلْمٌ يَغْفِرُهُ اللَّهُ , وَظُلْمٌ لاَ يَتْرُكُهُ اللَّهُ. فَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي لاَ يَغْفِرُهُ اللَّهُ فَالشِّرْكُ, وَقَالَ: إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ . وَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي يَغْفِرُهُ اللَّهُ فَظُلْمُ الْعِبَادِ لِأَنْفُسِهِمْ فِيمَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ رَبِّهِمْ. وَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي لاَ يَتْرُكُهُ اللَّهُ فَظُلْمُ الْعِبَادِ بَعْضِهِمْ بَعْضًا حَتَّى يُدَبِّرَ لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ
Kezhaliman itu ada tiga: kezhaliman yang tidak akan diampuni oleh Allâh; kezhaliman yang akan diampuni oleh Allâh; dan kezhaliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allâh.
Adapun kezhaliman yang tidak akan diampuni oleh Allâh adalah syirik, lalu Beliau membaca (ayat yang artinya), “Sesungguhnya mempersekutukan (Allâh) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (Luqmân/31:13)
Adapun kezhaliman yang akan diampuni oleh Allâh (jika Dia menghendaki-pen) adalah kezhaliman hamba terhadap dirinya sendiri terkait (hak-hak) antara mereka dengan Allâh (seperti shalat atau puasa yang tidak dilakukan dengan baik-pen).
Adapun kezhaliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allâh adalah kezhaliman sebagian hamba kepada sebagian yang lain, sampai Allâh akan mengurus untuk sebagian mereka dari sebagian yang lain.”
[HR. Ath-Thayâlisi dan al-Bazzar dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu . Hadits ini dinilai hasan oleh al-Albani dalam Shahîh al-Jâmi’, no. 3961 dan Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah, no. 1927]
Semua jenis kezhaliman yang diberitakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini wajib kita tinggalkan agar kita terhindar dari berbagai kegelapan pada hari kiamat. Semoga Allâh Azza wa Jalla melindungi kita dari berbagai kezhaliman tersebut.
MENZHALIMI ORANG LAIN
Inilah kezhaliman yang akan diadili oleh Allâh Azza wa Jalla , tidak akan dibiarkan. Kezhaliman sebagian hamba kepada sebagian yang lain, baik berkaitan dengan darah, harta, kehormatan dan lainnya.
Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla telah mengharamkan kezhaliman terhadap sesama hamba. Allâh Azza wa Jalla berfirman di dalam hadits qudsi:
يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا
Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezhaliman terhadap diri-Ku dan Aku menjadikannya (perkara) yang diharamkan di antara kamu, maka janganlah kamu saling menzhalimi”. [HR. Muslim, no. 2577; At-Tirmidzi, no. 2495; Ibnu Mâjah, no. 4257, dll]
BERSEGERA MENYELESAIKAN KEZHALIMAN
Oleh karena itu, seorang hamba yang telah terlanjur melakukan kezhaliman kepada orang lain hendaknya menyelesaikan urusannya secepat mungkin, dengan meminta maaf, meminta halal, atau mengembalikan hak-haknya dan menyelesaikan urusannya. Jika tidak, maka hal itu tetap akan diadili pada hari kiamat.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ z قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ n مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata, “Rasûlullah bersabda, “Barangsiapa berbuat zhalim kepada saudaranya, yang berkaitan dengan kehormatan atau sesuatu apapun, hendaklah dia meminta halal darinya pada hari ini, sebelum (datang hari kiamat) yang tidak ada dinar dan dirham. Jika dia memiliki amal shalih diambil darinya seukuran kezhalimannya. Jika dia tidak memiliki keabaikan-kebaikan, diambil kesalahan-kesalahan orang yang dizhalimi lalu ditimpakan padanya.” [HR. Al-Bukhâri, no. 2449, 6534; Ahmad 2/435, 506; Ibnu Hibban no. 7361]
UMAT NABI YANG BANGKRUT
Janganlah seseorang menjadi bangkrut gara-gara kezhalimannya kepada orang lain,misalnya kezhalimannya kepada orang lain lebih banyak dari kebaikan yang dia bawa! Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan umatnya dalam sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ n قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah kamu siapakah orang bangkrut itu?” Para Sahabat Radhiyallahu anhum menjawab, “Orang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak punya uang dan barang.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang bangkrut di kalangan umatku, (yaitu) orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa (pahala amalan) shalat, puasa dan zakat. Tetapi dia juga mencaci maki si ini, menuduh si itu, memakan harta orang ini, menumpahkan darah orang ini, dan memukul orang ini. Maka orang ini diberi sebagian kebaikan-kebaikannya, dan orang ini diberi sebagian kebaikan-kebaikannya. Jika kebaikan-kebaikannya telah habis sebelum diselesaikan kewajibannya, kesalahan-kesalahan mereka diambil lalu ditimpakan padanya, kemudian dia dilemparkan di dalam neraka.” [HR. Muslim, no. 2581]
Setelah kita mengetahui penjelasan tentang kezhaliman ini, marilah kita tinggalkan segala macam kezhaliman, untuk kebaikan kita sendiri. Jika tidak, maka sesungguhnya di akhirat nanti, para pelaku kezhaliman akan menghadapi berbagai perkara yang akan menyusahkannya, dan tidak ada siapapun yang akan menolongnya, kecuali iman dan amal shalihnya. Barangsiapa mendapatkan akibat buruk, janganlah dia menyalahkan kecuali dirinya sendiri. Dan barangsiapa mendapatkan kebaikan, hendaklah dia memuji Allâh Yang Maha Terpuji.
Oleh Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun XIX/1437H/2016M.]
_______
Footnote
[1] Lihat Mu’jamul Wasîth, Bab Zhalama
_______
Footnote
[1] Lihat Mu’jamul Wasîth, Bab Zhalama
0 comments:
Post a Comment